Kurikulum Merdeka, sebuah gebrakan dalam dunia pendidikan Indonesia, telah mencuri perhatian banyak pihak. Dengan fleksibilitas dan fokus pada pengembangan karakter siswa, kurikulum ini menawarkan angin segar bagi proses belajar-mengajar. Namun, seperti halnya perubahan besar lainnya, implementasi Kurikulum Merdeka juga menghadirkan sejumlah tantangan dan kekurangan yang perlu kita cermati bersama.
1. Tantangan Implementasi di Lapangan
Salah satu kendala utama Kurikulum Merdeka adalah "kesiapan guru dan sekolah dalam mengadaptasi pendekatan baru ini." Tidak semua guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang filosofi dan metode pembelajaran Kurikulum Merdeka. Selain itu, keterbatasan sumber daya dan infrastruktur di beberapa sekolah dapat menghambat penerapan kurikulum ini secara optimal.
2. Beban Administrasi yang Meningkat
Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk lebih aktif dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, menilai kemajuan siswa secara individual, dan melakukan berbagai tugas administratif lainnya. "Hal ini dapat menambah beban kerja guru yang sudah cukup padat." Jika tidak dikelola dengan baik, beban administratif ini bisa mengurangi waktu dan energi guru untuk fokus pada kegiatan pembelajaran yang lebih esensial.
3. Potensi Ketimpangan Kualitas Pendidikan
Fleksibilitas Kurikulum Merdeka memberikan otonomi yang lebih besar bagi sekolah dalam mengembangkan kurikulum mereka sendiri. Namun, "hal ini juga membuka peluang terjadinya ketimpangan kualitas pendidikan antara sekolah yang memiliki sumber daya memadai dengan sekolah yang kurang beruntung." Sekolah dengan sumber daya terbatas mungkin kesulitan dalam mengembangkan kurikulum yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan siswa secara optimal.
4. Kurangnya Standar Penilaian yang Jelas
Kurikulum Merdeka menekankan penilaian formatif yang berfokus pada proses belajar siswa. Namun, "kurangnya standar penilaian yang jelas dapat menyulitkan guru dalam mengukur kemajuan siswa secara objektif." Hal ini juga dapat menimbulkan kebingungan bagi orang tua dalam memahami tingkat perkembangan anak mereka.
5. Kebutuhan Adaptasi Siswa
Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk lebih aktif, mandiri, dan kreatif dalam belajar. Namun, "tidak semua siswa dapat dengan mudah beradaptasi dengan pendekatan baru ini." Beberapa siswa mungkin membutuhkan lebih banyak bimbingan dan dukungan dari guru untuk dapat berkembang secara optimal.
6. Evaluasi yang Terus-menerus
Penting untuk diingat bahwa Kurikulum Merdeka masih dalam tahap pengembangan dan implementasi. "Evaluasi yang terus-menerus sangat diperlukan untuk mengidentifikasi kekurangan dan melakukan perbaikan." Keterlibatan aktif dari guru, orang tua, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting dalam proses evaluasi ini.
Catatan Penting
Kurikulum Merdeka adalah sebuah langkah maju dalam dunia pendidikan Indonesia. Namun, kita perlu jujur dalam mengakui kekurangan dan tantangan yang ada. Dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, kita dapat mengatasi kekurangan ini dan memaksimalkan potensi Kurikulum Merdeka untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Jika mau download ada disini PERANGKAT AJAR KURIKULUM MERDEKA.
Sumber artikel.
